TELADAN ULAMA SALAF DALAM MENUNTUT ILMU
Para ulama salaf dalam menuntut ilmu amat gigih dan rela bersusah payah. Para ulama dari generasi terdahulu (salaf) menunjukkan contoh yang luar biasa dalam mencari ilmu. Di tengah keterbatasan, mereka tidak menyerah. Tekadnya tidak tergoyahkan untuk belajar agama Islam.
Ilmu Agama merupakan
anugerah yang Allah SWT berikan kepada hambanya. Untuk mencapai ilmu
pengetahuan bukan semudah yang dibayangkan, butuh semangat yang membara untuk
meraihnya. Dalam sebuah makalah disebutkan :
العلم لا يعطيك
بعضه حتى تعطيه كلك
Artinya : Ilmu tidak akan
memberikan kepadamu sebagiannya sehingga kamu berikan seluruh jiwamu untuknya
Totalitas dan semangat
harus kita tuangkan untuk mendapatinya, tidak heran banyak kisah-kisah yang
menakjubkan dari ulama-ulama yang dapat kita petik dan mengambil pelajaran yang
nantinya mampu diterapkan dalam proses menuntut ilmu. Bagi mereka waktu
merupakan segalanya yang tidak bisa diganti dengan sesuatu apapun, oleh karena
itu mereka sangat memanfaatkan waktu dengan maksimal mungkin. Berikut ini
beberapa kisah menarik dan menakjubkan yang dapat kita teladani dan juga
motivasi dalam belajar.
1. Muhammad bin Hasan
Al-Shaibani
Beliau termasuk mujtahid
dalam Mazhab Hanafi dalam tingkatan Mutaqaddimin, yakni murid langsung dari
Imam Hanafi. Kedekatan beliau dengan pendiri Mazhab dibuktikan dengan selalu
menghadiri majlis Imam Hanafi hingga ada yang menyatakan sampai 17 tahun dan
ada juga yang menyatakan hingga 29 tahun, ketulusan dalam menghadiri majelis
ilmu gurunya, sampai-sampai anaknya meninggal dunia, beliau tidak menghadirinya
karena takut luput pengajian dari Imam Hanafi. Semangat yang luar biasa dalam
menekuni ilmu, baju baru yang biasa dipakai sampai kotor dan tidak menggantinya
kecuali apabila ada didatangkan baju lain.
Dalam kegiatan keilmuan,
Muhammad Hasan al-Shaibani dikenal dengan ulama yang tidak tidur di malam hari.
Banyak kitab-kitab yang tersusun di samping beliau. Sesuatu yang sangat menarik
dalam metode muthala'ah beliau yaitu ketika bosan dan mulai jenuh dari satu
kitab, beliau mengalihkan perhatian kepada kitab yang lain, dan ketika mata
mulai mengantuk, beliau menghilangkannya dengan air. Muhammad bin Hasan berkata
:
إن النوم من
الحرارة
Artinya: Sesungguhnya
Tidur dari kepanasan
Ketika ada orang yang
bertanya :”Kenapa engkau tidak tidur di malam hari”? Beliau menjawab:”Bagaimana
aku bisa tidur, sedangkan seluruh kaum muslimin tidur untuk mewakiliku, mereka
pernah berkata : ”Jika terdapat urusan pada kami, kami menanyakan kepada
Muhammad bin Hasan, seketika itu, terjawab pertanyaan kami "andaikata aku
tidur di malam hari, sungguh akan menyia-nyiakakan agama" tutur Muhammad
bin Hasan.
Dalam urusan rumah
tangga, beliau sepenuhnya mewakilkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
keluarga supaya totalitas beliau sepenuh dengan ilmu, pada suatu ketika beliau
pernah berkata pada keluarga : "Jangan kalian minta kepada ku kebutuhan
dunia karena dapat menyibukkan hatiku, ambillah kebutuhan kalian dari wakilku
karena ini dapat mengosongkan hatiku.
2. Imam Haramain
Imam haramain
adalah salah satu ulama yang terkemuka dalam mazhab Syafi'i. Gelar
al-Imam juga disematkan kepada beliau. kesuksesan yang luar biasa tentunya
terlahir dari proses dan kerja keras tinggi. Dikisahkan beliau tidak pernah
makan dan tidur, ketika mulai lapar, beliau makan pada waktu apapun tanpa ada
waktu khusus dan juga tidur ketika telah mengantuk berat. Beliau merupakan
ulama, mujtahid, dan ahli dalam setiap ilmu pengetahuan, namun ada kisah
menarik bahwa ketika umur beliau beranjak 50 tahun, masih menempatkan diri
untuk belajar kepada Abu Hasan al-Muhasyi'i seorang pakar Nahwu sedangkan
ketika itu beliau dikenal dengan Imam Haramain, ulama yang alim dan seorang
faqih Mazhab Syafi'i.
Abu Hasan al-Muhasyi'i
berkata :"Aku tidak melihat seorang yang penuh gairah terhadap ilmu
sebanding dengan Imam Haramain
3. Imam Fakhruddin
al-Razi
Imam Fakruddin al-Razi
merupakan ulama yang mahir dalam ilmu mantiq, ilmu kalam (Akidah) dan sangat
produktif dalam mengarang. Salah satu karya beliau yang sangat fenomenal adalah
Tafsir al-Kabir, al-Mafatih al-Ghaib. Pembahasan dalam tafsir tersebut
begitu luas sehingga ada ungkapan sebagian ulama :
فيه كل شيء إلا
التفسير
Artinya: dalam tafsir
al-Razi terdapat setiap perkara-perkara kecuali tafsir
Pencapaian yang luar
biasa tersebut nyatanya bukan dengan mudah. Dalam proses belajar, beliau sangat
mementingkan waktu bahkan waktu yang terbuang karena makan dan minum, beliau
rasakan kerugian yang besar karena telah luput dan tidak sempat menekuni ilmu
pengetahuan.
Dalam mengarang kitab
tafsir Mafatihul Ghaib, ketika itu anak beliau meninggal, tetapi Imam al-Razi
tetap melanjutkan dan menulisnya. Tidak menghiraukan kegundahan dan kesedihan
karena meninggal anaknya. begitulah gambaran semangat dan totalitas beliau
kepada ilmu agama sehingga anaknya meninggal tidak menjadi penghalang untuk
menunda karyanya.
4. Imam Nawawi
Imam Nawawi merupakan
ulama yang mempunyai peran sangat besar dalam perkembangan Mazhab Syafi'i.
Beliau orang pertama yang menyeleksi pendapat kuat dari ashab mutaqaddimin,
namun nyatanya beliau merupakan ulama yang sangat tekun dalam belajar.
Diceritakan bahwa beliau tidak pernah meletakkan lambung kanannya di tempat
tidur selama kurang lebih dua tahun. Ketika masuk waktu malam, beliau tidak
makan kecuali sedikit pada waktu akhir Insya, dan minuman air sedikit ketika
sahur، dan beliau tidak memakan
buah-buahan dan mentimun, beliau pernah berkata :" aku takut ketika
memakan buah-buahan, tubuhku lembab, dan membuatku merasa mengantuk.
Abu Hasan bin 'Athar
murid Imam Nawawi Menyebutkan bahwa, Imam Nawawi pernah berkata kepada saya
kalau beliau tidak pernah menyia-nyiakakan waktu baik pada malam maupun siang
kecuali sibuk dalam ilmu, sampai-sampai Ketika sedang berjalan, beliau
mengunakan waktu tersebut untuk muthala'ah dan mengulang pelajaran. Disebutkan
bahwa beliau mengulang pelajaran kitab al-Wasith karya Imam al-Ghazali sebanyak
400 kali. Hal demikian beliau lakukan hingga sampai enam tahun, baru setelah
itu bergelut dalam mengarang kitab, menasehati orang lain, dan menjelaskan
kebenaran karena itulah Imam Nawawi juga dikenal ulama yang sangat produktif
dalam mengarang kitab, dan menyebar ilmu. Aktivitas beliau bukan hanya
sepenuhnya dengan ilmu, beliau juga dikenal dengan ulama yang gemar berpuasa,
membaca zikir. Dan sabar dalam kesederhanaan makanan dan pakaian.
Itulah beberapa kisah
ulama inspiratif yang diceritakan dalam kitab Qimatu Zaman 'inda ulama, yang
sebenarnya masih banyak kisah kisah lain yang dapat dijadikan pelajaran dan
motivasi bagi penuntut ilmu.
Posting Komentar untuk "TELADAN ULAMA SALAF DALAM MENUNTUT ILMU"