EMPAT PRINSIP SEORANG MUSLIM SUPAYA SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT
Alquran
memberikan tuntunan kepada kaum Muslimin untuk meraih sukses hidup di dunia dan
akhirat.
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
وَابْتَغِ
فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan, carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuatbaiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
(Al-Qaṣaṣ
[28]:77)
Ayat ini
berkaiatan dengan empat prinsip hidup muslim, supaya sukses hidup didunia dan
akhirat:
prinsip pertama
agar hidup sukses di dunia dan akhirat adalah menjadikan akhirat sebagai tujuan.
Hal ini sangat penting, karena kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang
abadi, sedangkan dunia sifatnya terbatas atau alam fana.
“Dunia adalah
darul amal (tempat beramal), sedangkan akhirat adalah darul jaza (tempat
pembalasan). Kita sebagai Muslim harus yakin kehidupan akhirat,”Orang yang
memiliki kesadaran yang tinggi adalah mereka yang menjadikan
akhirat sebagai tujuan utama. Orang tersebut pasti bertanggung jawab
dalam hidupnya kepada Allah SWT. Misalnya dalam hal mencari rezeki. Mereka hanya
mencari rezeki yang halal, dan menjauhkan diri dari rezeki yang haram. “Hal itu
karena mereka meyakini, sekecil apa pun sebuah perbuatan pasti dimintai
pertanggungjawabannya,”
Allah menegaskan
didalam Al-Qur'an
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ
يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
"Siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya"
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ
يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ
"Siapa yang
mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya."
Prinsip kedua,
kaum Muslimin harus menguasai dunia, tapi tidak dikuasai dunia. ““Kita harus
unggul di dunia. Kita harus menguasi urusan dunia, tapi jangan
sampai kita dikendalian oleh dunia. Kita harus mengusai ekonomi,
tapi jangan sampai kita dikendalikan oleh ekonomi.
Orang yang seperti ini ringan tangan untuk bersedekah,”
Pakar zakat itu
menyebutkan, para sahabat Nabi banyak yang merupakan orang kaya atau menguasai
ekonomi, namun mereka tidak dikuasai ekonomi. Mereka gemar bersedekah. Contoh
Utsman bin Affan. Sekali ia bersedekah, jumlahnya 100 ekor unta. Kalau
harga satu unta Rp 50 juta, berarti sekali dia bersedekah jumlahnya Rp 5
miliar. Contoh lain, saudagar Abdurrahman bin Auf yang menyedekahkan dua
per tiga keuntungan bisnisnya kepada masyarakat. “Mereka menjadikan dunia
ini sebagai sarana menuju kebahagiaan akhirat,”
Prinsip ketiga
adalah berbuat baiklah semaksimal mungkin tanpa melihat atau memperhitungkan
balasan yang akan diterima. “Contohlah Allah yang berbuat baik kepada para
makhluknya, tanpa berharap balasan apa pun dari makhluk-Nya. Apa pun pekerjaan
kita, termasuk di antaranya menjadi guru, berbuatlah yang terbaik, berikanlah
yang terbaik. Jangan kaitkan dengan imbalan atau gaji, melainkan berikanlah
yang terbaik karena Allah. Allah pasti memberikan balasan yang terbaik
melalui berbagai cara. Pendek kata, kita harus bekerja secara maksimal, tidak
melihat materi semata,”
Prinsip keempat,
kaum Muslimin tidak boleh membuat kerusakan di muka bumi ini. “Kerusakan
ini mencakup berbagai hal, termasuk kerusakan ekonomi, lingkungan, pendidikan
dan lain-lain. Kita harus menghindarkan diri kita dari berbuat kerusakan, sebab
Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan
Masya Allah....sangat bermanfaat. tak pernah ditayangkan di blog manapun
BalasHapus